Keamanan web server sangat penting karena melindungi data pengguna dari berbagai ancaman serangan data. Dampak serangan terhadap web server seperti masalah performa situs, kebocoran data, kerusakan reputasi, dan potensi downtime, adalah gangguan yang bisa menyerang kapan saja.
Menjaga keamanan web server bisa berguna sebagai tindak preventif sebelum situasi yang tidak diinginkan terjadi.
10 Cara Efektif Mengamankan Web Server
1. Gunakan SSL/TLS untuk Enkripsi Data
SSL (Secure Sockets Layer) dan TLS (Transport Layer Security) adalah protokol yang digunakan untuk mengenkripsi data yang ditransfer antara server dan klien. SSL/TLS menjamin kerahasiaan data, memastikan bahwa informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi pribadi tidak dapat diakses oleh pihak ketiga selama proses transmisi.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan menggunakan HTTPS atau HTTP Secure untuk seluruh halaman situs web karena fungsi ini memanfaatkan SSL/TLS untuk mengenkripsi data.
2. Mengatur Firewall dan IDS/IPS
Firewall berfungsi untuk membatasi akses ke server hanya dari alamat IP yang diizinkan, memblokir lalu lintas yang tidak sah atau mencurigakan. Dengan menyiapkan firewall, administrator server dapat mengontrol akses keluar-masuk yang dilakukan oleh pengguna atau aplikasi.
Selain itu, IDS/IPS bisa menambah lapisan keamanan dengan memantau lalu lintas jaringan dan mendeteksi aktivitas berbahaya. IDS mendeteksi serangan, sementara IPS akan secara otomatis memblokirnya.
3. Update Sistem dan Aplikasi Secara Berkala
Melakukan pembaruan sistem operasi, server, dan aplikasi web secara berkala adalah langkah penting untuk menutup celah keamanan yang mungkin dimanfaatkan oleh penyerang. Pembaruan atau patch dari vendor biasanya mencakup perbaikan bug dan peningkatan keamanan.
Tanpa pembaruan rutin, server menjadi rentan terhadap exploit yang dapat digunakan untuk mencuri data atau menanam malware.
4. Akses SSH Terotentikasi
SSH (Secure Shell) menawarkan enkripsi yang kuat untuk akses jarak jauh ke server, jauh lebih aman dibandingkan Telnet misalnya, yang mentransmisikan data dalam teks biasa.
Selain itu, mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk SSH menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan memerlukan verifikasi kedua selain kata sandi. Ini memastikan bahwa meskipun kata sandi bocor, server tetap aman.
5. Menonaktifkan Root dan Privilege
Menonaktifkan akses root langsung merupakan langkah penting dalam mencegah akses yang tidak sah. Sebaliknya, pengguna harus menggunakan akun dengan hak akses terbatas dan hanya meningkatkan hak akses ke root ketika benar-benar diperlukan melalui perintah sudo.
Dengan membatasi akses pengguna ke hak administratif, risiko penyalahgunaan atau pelanggaran keamanan dapat diminimalisir.
6. Teratur Memantau Log Server
Memantau log server secara teratur memungkinkan administrator mendeteksi anomali atau aktivitas mencurigakan sebelum serangan berhasil. Dengan mengaktifkan log untuk berbagai aspek seperti otentikasi pengguna dan aktivitas sistem, jejak digital bisa dianalisis untuk menemukan pola serangan.
Alat monitoring otomatis seperti Splunk atau Logwatch dapat digunakan untuk memeriksa log secara real-time dan memberikan peringatan jika ada kejadian tidak biasa.
7. Manfaatkan Scanning Tools untuk Vulnerability Assessment
Memindai server secara berkala dengan alat seperti OpenVAS atau Nessus memungkinkan administrator untuk mengidentifikasi kerentanan yang ada sebelum diserang. Scanning tools ini memeriksa potensi exploit di sistem, memastikan bahwa semua patch diterapkan, dan memberikan laporan detail yang dapat digunakan untuk memperbaiki masalah.
8. Mengubah Port Standar
Mengubah port default untuk layanan seperti SSH (port 22), HTTP (port 80), dan FTP (port 21) adalah salah satu cara sederhana untuk mengurangi kemungkinan serangan. Banyak penyerang otomatis mengincar port default, sehingga memindahkan layanan ke port yang tidak biasa dapat mengurangi risiko menjadi target serangan brute force.
9. Membatasi Akses dan Menggunakan Whitelisting IP
Mengimplementasikan whitelisting IP hanya memungkinkan alamat IP tertentu untuk mengakses server atau layanan penting. Dengan cara ini, akses dari IP yang tidak dikenal dapat langsung diblokir, mengurangi potensi akses yang tidak sah. Whitelisting IP sangat berguna terutama untuk akses administrasi, SSH, dan layanan sensitif lainnya.
10. Lakukan Backup Data Secara Berkala
Langkah terakhir namun sangat penting dalam mitigasi risiko jika terjadi serangan, lakukanlah backup data secara berkala. Dengan melakukan backup, administrator dapat memulihkan data jika terjadi kehilangan atau korupsi akibat serangan siber, seperti ransomware. Backup yang disimpan di lokasi berbeda atau pada cloud aman akan memastikan integritas data tetap terjaga.
Kesalahan Umum dalam Keamanan Web Server
Bila Anda mengalami gangguan keamanan web server, cobalah perhatikan tiga hal berikut. Ini adalah kesalahan umum yang sering diabaikan dalam menjaga keamanan web server:
- Tidak menggunakan SSL/TLS pada semua halaman.
- Penggunaan password yang lemah atau default untuk akun penting.
- Mengabaikan pembaruan software secara berkala.
Daftar Open-Source Penting untuk Keamanan Server
Berikut ini kami rekomendasikan alat open-source (gratis) dan berbayar untuk meningkatkan keamanan web server:
- Let’s Encrypt: akses untuk SSL gratis
- Fail2ban: gunakan untuk memblokir IP berbahaya
- Tripwire: berfungsi untuk integritas sistem
Pentingnya Kerja Tim Demi Keamanan Web Server
Mengamankan web server adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tim IT. Semua pihak harus proaktif dalam mengikuti best practices, seperti menjaga kata sandi kuat, memperbarui sistem, dan memantau akses.
Pastikan tim Anda selalu mengikuti best practices dalam mengamankan web server. Kolaborasi yang baik memastikan keamanan server, melindungi data, serta mencegah potensi ancaman siber.